Selasa, 29 Januari 2008

Kepompong-GCM 117

Kepompong. Bagi sebagian besar orang, menjijikkan melihatnya. Apalagi memegangnya. Karena sebelum jadi kepompong, adalah ulat. Orang jijik, bahkan takut dengan ulat.Tetapi dari dalam kepompong itulah lahir hewan bagus, lucu. Bisa menghibur bahkan dikoleksi. Kupu-kupu. Ya betul, kupu-kupu berasal dari ulat yang berada dalam kepompong.Dari dalam kepompong yang menjijikkan, menakutkan bahkan tidak disenangi orang itulah terjadi proses alamiah yang menjadikan kupu-kupu. Kupu-kupu tidak jadi begitu saja. Namun ulat melalui proses penempaan dalam kepompong.Apakah kita manusia juga mengalami seperti ulat untuk menjadi kupu-kupu?Saya dan Anda pasti pernah mengalami proses berada dalam kepompong. Saat saya dan Anda mengalami peristiwa, kejadian, atau kondisi yang menjadikan diri menderita, kendalikanlah diri.Jika sebelumnya saat mengalami penderita saya dan Anda secepat mungkin mengumpat, namun mulai dikendalikan. Keistimewaan apa yang akan dijumpai dalam keadaan yang menderita tersebut?Yang dipakai saat mengalami kondisi tersebut tidak cukup dengan pola akal. Karena yang muncul adalah amarah, kemarahan, bahkan sering muncul umpatan.Saya dan Anda perlu belajar untuk menggunakan pola lain. Penderitaan yang saya dan Anda alami tempatkanlah pada kondisi “proses penempaan”. “Proses pemurnian”. “Proses pembakaran”. Ego. Kedagingan saya dan Anda.Proses itulah saat dimana saya dan Anda berada dalam kepompong. Pembakaran, penempaan, dan pemurnian terjadi. Dan itu memang sangat tidak enak, menyakitkan bahkan menjengkelkan. Tidak semua orang mau.Tetapi kondisi itulah yang mesti terjadi dan alami agar saya dan Anda menjadi “KUPU-KUPU”. Kupu-kupu yang indah. Dengan warna-warni yang bagus. Terbang ke sana kemari. Bahkan dapat menghibur orang lain.Seperti dalam Injil proses pemurniaan itulah yang menjadikan saya dan Anda menjadi emas murni. Proses penempaan yang saya dan Anda melalui peristiwa penderitaan mulai diyakini sebagai proses di dalam kepompong. Lalu, menjadi saya dan Anda jadi “KUPU-KUPU”. Maka bersyukurlah bahwa saya dan Anda diproses sendiri langsung oleh SANG KUPU-KUPU sendiri yaitu Allah Bapa di surga melalui penderitaan. Bersyukurlah. Alleluya. Amin.

Tidak ada komentar: