Jumat, 10 Oktober 2008

Kalimat Bijak Bikinan Sendiri

Belajar bukan hanya untuk nilai tetapi DEMI HIDUP (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Hidup terlalu singkat untuk disia-siakan (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Sukses dibangun setiap saat, (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Anda adalah nahkoda kapal diri sendiri (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Jika perlu mundur, mundurlah demi meraih harapan lebih tinggi (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Sisi lain kegagalan, mempersiapkan mental orang sukses (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Saat ini adalah puzzle. Kehidupan merupakan saat menyusun puzzle selanjutnya (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Penderitaan sangat bermakna ketika Anda menemukan makna penderitaan itu sendiri (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)\
Saat senang, tulislah; ketika sedih, tulislah; jika bimbang, tulislah. Menulis adalah salah satu saluran paling murah tapi efektif (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Penderitaan hidup hanyalah satu fase kecil dalam perjalanan hidup Anda (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Membaca buku ibarat Anda makan. Semakin berkualitas buku yang Anda baca sama juga memberi gizi bagi hati, jiwa dan pikiran (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Pembaca yang baik mengelola informasi yang dibacanya (Kukuh Wdiaytmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Menulis itu seperti pisau tajam pada kedua sisinya. Satu sisi untuk orang lain. Sisi lain bagi diri sendiri (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Pengenalan diri jauh lebih penting daripada pencapaian target (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektua, INA)
Kedewasaan seseorang dapat dilihat dari bagaimana seseorang menyikapi persoalan (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Masih lebih baik jalan perlahan-lahan daripada jalan di tempat (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Langkah kelima berawal dari langkah pertama, kedua, ketiga dan keempat (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Anda adalah Guru bagi orang lain. Dan, orang lain dapat Anda jadikan Guru (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Setiap orang memiliki masa lalu. Masa lalu yang diolah dengan baik membuat Anda lebih dewasa di masa mendatang (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Lakukanlah apa yang membahagiakan hidup Anda. Hanya dengan membahagiakan hidup, kehidupan Anda makin bahagia (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Salah satu sisi orang lain tidak suka Anda, orang tersebut tidak bisa seperti apa yang bisa Anda kerjakan (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Masalah-masalah hidup ibarat sampah kehidupan. Yang perlu dilakukan, memilih, memisahkan, memilah lalu mendaurulang sampah kehidupan agar bermanfaat (Kukuh Widyatmoko, 1972 - ..., pemulung intelektual, INA)
Bekerja itu penting dalam hidup. Tetapi ingat, bekerja hanyalah satu bagian dari kehidupan (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Ditengah rutinitas, luangkan waktu untuk menyalurkan potensi diri (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Memberikan sebagian kecil dari keterbatasan, membuat Anda tidak berkekurangan (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Makan untuk hidup dari hasil keringat kerja. Anda mengisi hidup dari apa yang Anda berikan (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Waktu semakin sempit, kesempatan makin terbatas, peluang makin kecil, pekerjaan makin menumpuk, usia manusia makin pendek(Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)
Pintar saja tidaklah cukup (Kukuh Widyatmoko, 1972 - …, pemulung intelektual, INA)

Tidak ada komentar: