Selasa, 29 Januari 2008

Ujian Praktek

Mulai hari ini (30/1/08) sisw-i kelas XII SMAK Santa Maria Malang mengikuti penilaian ujian praktek. Penilain tersebut sebagai salah satu syarat untuk memenuhi ketentuan kelulusan.

Ada pun mata pelajaran yang melaksanakan Ujian Praktek adalah , bahasa Inggris, Agama, Biologi, Kesenian (Seni Rupa).

Pelaksanaan Ujian Praktek berlangsung satu minggu.

Takut

Menulis. Ya menulis. Merupakan aktivitas biasa di jaman pendidikan. tetapi apakah setiap orang yang bisa menulis MAMPU menuangkan ide, gagasan dan tanggapan tentang yang ada disekitar ?

Banyak hal yang kita jumpai hal ini. Setiap hal yang kita jumpai dapat menjadi inspirasi dalam Menulis. Setiap keadaan pun dapat menjadi ide dalam menulis. Setiap perasaan yang ada dalam diri kita dapat menjadi gagasan dalam menulis.

Apa yang menjadi kendala dalam Menulis ? Sejatinya tidak ada hal menjadi hambatan dalam menulis! mengapa ?

Alat yang dibutuhkan sudah tersedia dengan baik, mulai kertas dan alat tulis. Itulah yang menjadi sarana mendasar dalam menulis. Apa lagi yang dibutuhkan juga tidak ada .

Lalu kendala mendasar apa yang menjadi penghambat ?

Sampai saat ini yang menjadi penghambat "ketidakbiasaan" menulis adalah takut.

Kepompong-GCM 117

Kepompong. Bagi sebagian besar orang, menjijikkan melihatnya. Apalagi memegangnya. Karena sebelum jadi kepompong, adalah ulat. Orang jijik, bahkan takut dengan ulat.Tetapi dari dalam kepompong itulah lahir hewan bagus, lucu. Bisa menghibur bahkan dikoleksi. Kupu-kupu. Ya betul, kupu-kupu berasal dari ulat yang berada dalam kepompong.Dari dalam kepompong yang menjijikkan, menakutkan bahkan tidak disenangi orang itulah terjadi proses alamiah yang menjadikan kupu-kupu. Kupu-kupu tidak jadi begitu saja. Namun ulat melalui proses penempaan dalam kepompong.Apakah kita manusia juga mengalami seperti ulat untuk menjadi kupu-kupu?Saya dan Anda pasti pernah mengalami proses berada dalam kepompong. Saat saya dan Anda mengalami peristiwa, kejadian, atau kondisi yang menjadikan diri menderita, kendalikanlah diri.Jika sebelumnya saat mengalami penderita saya dan Anda secepat mungkin mengumpat, namun mulai dikendalikan. Keistimewaan apa yang akan dijumpai dalam keadaan yang menderita tersebut?Yang dipakai saat mengalami kondisi tersebut tidak cukup dengan pola akal. Karena yang muncul adalah amarah, kemarahan, bahkan sering muncul umpatan.Saya dan Anda perlu belajar untuk menggunakan pola lain. Penderitaan yang saya dan Anda alami tempatkanlah pada kondisi “proses penempaan”. “Proses pemurnian”. “Proses pembakaran”. Ego. Kedagingan saya dan Anda.Proses itulah saat dimana saya dan Anda berada dalam kepompong. Pembakaran, penempaan, dan pemurnian terjadi. Dan itu memang sangat tidak enak, menyakitkan bahkan menjengkelkan. Tidak semua orang mau.Tetapi kondisi itulah yang mesti terjadi dan alami agar saya dan Anda menjadi “KUPU-KUPU”. Kupu-kupu yang indah. Dengan warna-warni yang bagus. Terbang ke sana kemari. Bahkan dapat menghibur orang lain.Seperti dalam Injil proses pemurniaan itulah yang menjadikan saya dan Anda menjadi emas murni. Proses penempaan yang saya dan Anda melalui peristiwa penderitaan mulai diyakini sebagai proses di dalam kepompong. Lalu, menjadi saya dan Anda jadi “KUPU-KUPU”. Maka bersyukurlah bahwa saya dan Anda diproses sendiri langsung oleh SANG KUPU-KUPU sendiri yaitu Allah Bapa di surga melalui penderitaan. Bersyukurlah. Alleluya. Amin.

Kamis, 17 Januari 2008

GCM-116 Berjalan

Markus 6:45-52

Berjalan di atas air… yaaa berjalan di atas air
Membaca Injil hari ini anda dan saya secara bebas berkomentar tidak masuk akal bahkan khayal. Atau, itukan mitos, jika sudut pandang yang dipakai budaya.
Tapi marilah Anda dan saya memutar ulang film documenter peziarahan sepanjang tahun 2007. Anda dan saya hening sejenak untuk melihat, ternyata banyak masalah. Banyak tantangan. Banyak hambatan. Banyak kebutuhan mendesak. Banyak pengeluaran mendadak. Bahkan banyak perjalanan yang nyerempet-nyerempet bahaya. Walaupun berjalan tertatih-tatih, Anda dan saya mampu sekali lagi dimampukan untuk menyelesaikan, memasuki garis finish tahun 2007 dengan sehat. Dengan selamat.
Sudahkan Anda dan saya sungguh-sungguh mensukuri bahwa anda dan saya ternyata dimampukan berjalan di atas air???!!!
Berjalan di atas air dalam konteks saat ini adalah melangkahi setiap hal. Melangkahi setiap peristiwa kehidupan.
Sudahkan Anda dan saya menanam dalam-dalam Kasih-Kuasa Allah Bapa yang tiada berkesudahan dalam diri Anda dan saya?
Memang rona-rona kehidupan terkadang bahkan sering membuat kita loyo, lesu, bahkan putus asa. Itu semua karena sisi manusiawi Anda dan saya yang lebih mendominasi diri. Bahkan iman Ilahi kepada Allah Bapa dikalahkan oleh sisi manusiawi. Sisi manusiawi lebih banyak mengatur Iman Ilahi sampai Anda dan saya menyebut “hantu” untuk setiap karya Yesus Kristus dalam kehidupan kita.
Memasuki tahun 2008, marilah Anda dan saya mencari hikmat dari tahun 2007 untuk hari esok penuh harapan, Dan hari ini adalah hadiah. Yesus telah berjanji 'menenangkan kapal kehidupan kita.' Asalkan Anda dan saya penuh keyakinan bahwa Yesus sungguh ada. Yesus sungguh hidup. Yesus sungguh berkarya dalam diri anda dan saya, hari ini dan saat ini. Jangannnn takut!!!
*) renungan pagi tanggal 9/01/08

Emas GCM-115

Tiga raja dari timur merupakan bagian erat dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Ada hal kecil yang berkaitan dengan tiga raja tersebut. Hal yang sudah dihafal sejak kecil, yaitu persembahan tiga raja. Salah satu persembahannya adalah emas. Jika dipahami hanya sebatas persembahan raja kepada Sang Juru Selamat maka hal tersebut menjadi kecil. Sudah biasa. Lumrah. Emas sebagai persembahan. Tetapi apa makna dari persembahan tersebut dalam peristiwa kelahiran Yesus?
Emas melambangkan kemurnian. Emas melambangkan totalitas. Kesungguhan. Ambil contoh, pernikahan dilambangkan dengan saling menyematkan cicin emas ke pasangannya. Emas merupakan penghargaan tertinggi bagi seseorang dari orang lain.
Sekarang, dalam konteks kelahiran Yesus, apa?
Kemurnian Maria yang mengandung tanpa noda. Kemurnian Maria menerima “misi” mengandung dari Roh Kudus. Ketulusan Maria menerima “misi” mulia mengandung Sang Juru Selamat. Mengapa?
Bagaimana reaksi tetangga saat mengetahui Maria mengandung bukan dari suaminya? Bagaimana pergumulan Maria dengan kehamilannya diluar “kewajaran” masyarakat. Tetapi Maria penuh dengan kemurnian menerima dengan taat dan setia di tengah-tengah pergunjingan orang-orang di sekitarnya.
Maria berada dalam proses pemurnian melepas manusiawinya bagi kelahiran Sang Juru Selamat. Yang perlu diyakini, manusia berada dalam dua sisi. Sisi manusiawi sementara ada sisi Ilahi yang mendorong untuk juga dipilih. Proses-proses pergumulan merupakan proses pemurnian melepas manusiawi. Namun ada juga proses yang makin menguatkan sisi manusiawi saya dan Anda.
Maria yang juga manusia seperti saya dan Anda mampu melewati proses pemurnian melepas sisi manusiawi demi “misi” Ilahi.
Saya dan Anda pun setiap saat dihadapkan proses pemurnian melepas manusiawi atau … Jawablah dalam hati…