Selasa, 23 Oktober 2007

Surat Pembaca




Awas Galian Maut !
(Kompas, edisi Jawa Timur, 31 Desember 2004)


pembangunan memang membutuhkan pengorbanan khususnya dari rakyat, seperti pembangunan jalan, maka arus lalu lintas sedikit macet. Pemasangan pipa air dan kabel menyebabkan kenyamanan pengguna jalan terusik. Terlebih jika kabel harus menggali jalan raya. Hal tersebut pasti mengganggu. Namun, jika setelah menggali dan mengembalikan seperti semula rakyat masih memaklumi. tEtapi kalau menutup tidak baik, maka publik yang mengalami kecelakaan.

Beberapa waktu lalu di pinggir Jalan Arif Margono ada penggalian. Seingat saya memasang kabel warna kuning dan sekarang sudah selesai. Akan tetapi cara kerjanya kurang bagus, terbukti ada beberapa lubang bekas galian yang ditutupnya kurang bagus sehingga jalan masih dalam keadaan berlubang atau tidak rata. Contohnya, tepat dipertigaan Jalan Arif Margono dengan Jalan Yulius Usman tepat ditukungan ada bekas galian yang kurang baik menutupnya. Dan ini sangat berbahaya karena lokasinya tepat di tikungan dan sedikit agak menjorok ke tengah, sehingga dapat membahayakan publik. Dan sepanjang Jalan arif Margono ada beberapa titik bekas galian yang kurang baik menutupnya.

Untuk itu publik mohon kepada pihak-pihak yang menggali jalan tersebut, diharap menutup kembali galian tersebut dengan baik. Tentunya pihak yang bertanggung jawab tidak akan menunggu ada korban jiwa akan menunggu ada korban jiwa untuk menutup bekas galian. Semoga !

Kukuh Widyatmoko
Kelompok Studi Kebijakan Publik “BILIK”
Jalan Janti Barat C dalam 3 Malang

Catatan :
Saat saya lewat jam 14.00 tanggal 14 Januari 2005 di Jalan Arif Margono dan S. Supriadi beberapa bekas galian suad ditutup dengan semen dan batu. Ada sebuah pick up dan bak belakang bermuatan pasir batu adan semen di sertai beberapa pekerja sedang menutuop beberapa galian.


Jembatan Agar Berguna
(Kompas, edisi Jawa Timur, 20 Desember 2004)


Di Kota Malang, terutama pusat kota, sepanjang pengamatan ada beberapa jembatan penyeberangan. Satu depan Ramayana, depan bioskop Merdeka, dan depan RSSA. Diharapkan, penyediaan jembatan penyeberangan dapat mengubah perilaku pejalan kaki. Paling tidak jika mau menyeberang jalan di tiga titik itu, penyeberang memanfaatkan jembatan tersebut. Namun, kenyataannya hanya sedikit pejalan kaki memanfaatkan fasilitas tersebut.

Salah satu penyebab, kurangnyav sarana pendukung agar pejalan kaki terkondisi menyeberang lewat jembatan seperti memberi batas di tengah jalan raya.

Memang kesadaran pejalan kaki masih perlu ditingkatkan demi keselamatan pengguna jalan dan agar jembatan yang sudah dibangun tidak sia-sia. Untuk itu, sebagai bahan pertimbangan perlu dipikirkan mengenai sarana pendukung bagi jembatan penyeberangan yaitu pagar pembatas yang sesuai dengan kondisi. Semoga jembatan penyeberang lebih berguna dan terima kasih pemkot atas ketersediaan jembatan.

Kukuh Widyatmoko
Jalan Janti Barat C dalam 3 Malang

Tidak ada komentar: