Minggu, 02 Maret 2008

Menulis Itu ...

Menulis itu …

Setiap orang bisa menulis terkecuali orang di pedalaman tetapi saat ini orang pedalaman pun diajar menulis. Karena menulis merupakan salah satu ukuran seseorang memiliki peradaban lebih tinggi.Ingat penemuan benda-benda purbakala. Ketika ditemukan benda-benda yang bertuliskan maka dikatakan bahwa pada jaman itu memiliki peradaban lebih maju.
Terlebih dijaman modern saat ini kemampuan menulis sangat diperhitungkan. Jika bisa menulis maka pernah sekolah jika tidak bisa menulis tidak pernah mengeyam bangku pendidikan. Tetapi yang lebih diperhatikan dalam “menulis” bukan sekedar menulis rangkaian a,b,c,d sampai z. Menulis disini diartikan sebagai kegiatan sederhana sarat makna, pesan. Artin menulis sulit “ditangkap” manakala hanya sebagai wacana bukan kegiatan atau aktivitas. Jika menulis sudah sampai tataran kegiatan, aktivitas bahkan hoby maka arti menulis dengan sendirinya bermakna dan bernilai daripada berwacana tentang menulis. Maka MENULIS itu ….

Memilih. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam menulis adalah memilih. Memilih dalam menulis seperti berada di mal. Ada banyak benda, barang yang tersedia mulai pakaian, sepatu, kaset, elektorik dll semua kebutuhan tersedia. Demikian juga dalam menulis ada ribuan kata yang tersimpan rapi dalam otak tetapi kata apa yang hendak dipilih. Proses memilih satu kata dalam menulis itulah awal untuk memilih kata-kata berikutnya. Itu yang menjadi perhatian. Karena proses memilih satu kata juga merupakan tahapan dalam menulis. Dalam otak pikiran dan ingatan terkumpul ribuan bahkan jutaan kata tetapi tentu tidak semuanya terpakai dan dapat digunakan. Satu kata terpilih, kemudian kata kedua berikutnya dipilih selajutnya kata ketiga dan seterusnya. Memilih kata demi kata itulah proses yang perlu dilalui, ditempuh dalam menulis. Tanpa proses memilih kata demi kata maka sulit dikata menulis entah namanya apa.

Merangkai. Kegiatan merangkai tidak hanya berlaku dalam seni merangkai bunga tetapi merangkai berlaku juga dalam kegiatan menulis. Dari jutaan kata yang tersedia, kegiatan menulis merupakan kegiatan merangkai kata dengan kata. Merangkai dalam menulis juga perlu memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku jadi tidak bisa semaunya sendiri merangkai kata dengan kata sesuka hatinya. Jika dalam merangkai bunga ada nilai keindahan tetapi dalam menulis ada nilai kebenaran merangkai kata. Ada kata benda, kata kerja, ada subjek, predikat, objek, dll. Merangkai kata-kata menjadi satu kalimat itu proses menarik dan menyenangkan dalam menulis.

Mengkombinasikan. Mengkombinasi warna atau baju lebih sering dilakukan manakala hendak menghadari acara pernikahan, pesta atau yang lainnya. Artinya bahwa bagaimana agar warna atau baju atas dengan bawahan bahkan aksesoris lain saling selaras, conect, tidak blank. Menulispun kegiatan yang lebih menuntut keselarasan bahkan menyelaraskan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Dengan saling meyelaraskan satu kalimat dengan kalimat lain maka terasa bahkan hubungan antar kalimat mengalir terus dalam satu paragraf. Jika satu kalimat terpisah dengan kalimat lain maka seni menyelaraskan kedua kalimat itulah yang membuat kalimat demi kalimat mengalir bagaikan air. Proses mengkombinasikan kalimat satu dengan kalimat lain menjadi paragraf.


Mengangkat. Hal satu ini terasa janggal tetapi termasuk dalam rangkaian proses menulis. Kata mengangkat arti secara sederhana aktivitas memindahkan benda yang posisi ada di bawah menjadi lebih tinggi dari posisi sebelumnya. Menulis juga aktivitas memindahkan tema yang semula berada di bawah bahkan tidak nampak menjadi tema yang nampak bahkan “dilirik” orang. Mengangkat tema itulah aktivitas yang menyatu dalam menulis. Tema bisa berupa ide, gagasan, pandangan bahkan komentar terhadap suatu hal bahkan peritiwa. Mengangkat tema membutuhkan tenaga atau kekuatan tetapi bukan dalam artian fisik melainkan kemampuan memberi makna terhadap suatu hal atau peristiwa. Itulah proses “mengangkat” dalam menulis. Menulis itu juga kegiatan untuk memaknai suatu hal atau peristiwa supaya “dilirik” orang yang tertuang dalam paragraf-paragraf.

Mengejawantahkan.Cermin adalah benda yang selalu ada di setiap rumah bahkan ruangan bisa-bisa setiap benda yang dapat memantulkan dipakai sebagai cermin, contohnya body mobil, kaca mobil, kaca jendela dll dengan tujuan sudah gantengkah ? atau sudah cantikkah ? Menulis juga cermin diri. Seperti “apakah aku ini ?”, “bagaimana saya ini ?” Dengan menulis akan nampak bagiamana diri ini sebetulnya. Karena menulis merupakan cerminan diri, apa yang tertulis merupakan ungkapan hati terhadap suatu realita (kenyataan) suatu hal atau peristiwa yang ditranformasikan ke pikiran dan pikiran yang mengejawantahkan ke dalam kata-kata yang pas. Ide terurai dalam tulisan, tulisan terpecah dalam paragraf-paragraf, paragraf diperas menjadi kalimat-kalimat. Kalimat disaring lagi dalam bentuk kata. Dan kata tersusun dari huruf. Semua itu perlu dikombinasikan agar terejawantahkan.

Jika antara hati, pikiran dan realitas tidak selaras berarti masih perlu waktu untuk menyelaraskan ketiga komponen tersebut. Jika ketiga komponen tidak selaras maka dapat dikatakan kesatuan yang utuh belum tercapai. Dengan demikian roda perjalanan hidup akan menemui kerikil, batu bahkan bongkahan. Demikian juga menulis merupakan proses mengejawantahkan hati, pikiran dan realitas dalam tulisan. Itulah menulis.

Tidak ada komentar: