Rabu, 29 April 2009

Inti Sari Menulis

Inti sari ini saya temukan di chiken soup semoga bermanfaat

Chiken Soup for tha Writer's Soul
Para penulis berbagi cerita Harga Sebuah Impian dan kisah-kisah nyata lainnya
Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Bud Gardner, Gramedia, Jakarta, 2007

Ada satu hal yang dimiliki semua penulis sukses : tabah menghadapi penolakan.
Lebih banyak orang mempunyai bakat daripada disiplin. Itu sebanya disiplin dibayar lebih tinggi (Mike Price)
Rasa takut ditolak lebih buruk daripada penolakan itu sendiri (Nora Profit)
Lakukanlah dan kau akan mempunyai kekuatan (Ralph Waldo Emerson)
Aku ingin memberitahu dunia satu kata saja. Karena tidak bisa melakukannya, aku menjadi penulis (Stanislaw Lec)
Dan masalahnya adalah, jika kau tidak mengambil resiko apa pun, kau akan menanggung resiko yang lebih besar (Erica Jong)
Dan tidak ada ruginya kau mengulangi, sesering mungkin,”Tanpa aku industri buku takkan ada; para penerbit, agen, sub-agen, sub-sub agen, akuntan, pengacara penuntut, fakultas sastra, profesor, tesis, buku kritik, pengulas, halaman-halaman buku-semua struktur luas yang berkembang biak ini ada karena orang kecil yang dihina, disepelekan dan dibayar kurang ini.” (Doris Lessing)
Tidak ada hal luar biasa yang telah dicapai kecuali oleh mereka yang berani percaya bahwa sesuatu di dalam diri mereka lebih unggul daripada keadaan (Bruce Barton)
Ketika kamu berbicara, kata-katamu hanya bergaung ke seberang ruangan atau di sepanjang koridor. Tapi ketika kamu menulis, kata-katamu bergaung sepanjang zaman (Bud Gardner)
Di balik kerja keras terdapat peluang, karena itu kebanyakan orang tidak melihatnya (Ann Landers)
Kata-kata adalah pakaian yang dikenakan pikiran (Samuel Butler)
Bahan mentah karya-karya besar hanyut mengapung mengitari dunia, menunggu untuk dibungkus dengan kata-kata (Thornton Wilder)

Ada pepatah kuno : Jika kau gagal, penyebabnya karena kau mencoba. Jika kau berhasil, penyebabnya kau menggunakan sebuah peluang. Peluang datang dalam bentuk terselubung. (h.17)
Menulis adalah sejenis doa, yang terus membantuku mencapai dan menaklukkan hidupku tanpa merasa, pada akhirnya, ditaklukkan olehnya. (h.25)
Kuminta kalian jangan salah paham; uang itu menyenangkan. Aku menyukainya. Dan kenyataan yang hebat adalah, sejak berhenti memujanya, aku menghasilkan lebih banyak uang daripada sebelumnya. Tapi uang bagiku merupakan produk sampingan yang menyenangkan dari menulis; uang bukan alasanku menulis (32)
Tapi jika inilah satu-satunya pekerjaan yang cocok untuk kalian , jika inilah pekerjaan yang menghidupkan jiwa kalian, maka terjun dan bekerja keraslah. Berjuang, menangis, dan gigihlah menulis. (32)
Jangan sampai kau meragukan dirimu sendiri. Kau akan rugi (39)
Karena bahkan saat itu pun aku tahu jika seseorang ingin menjadi penulis, ia harus menulis, bukan membicarakannya (40)
“Sikapmu adalah segalanya. Yakinlah kepada dirimu sendiri dan percayalah kepada materimu. Untuk menjadi penulis berhasil, menulislah setiap haruskanlah dirimu entah kau menginginkannya atau tidak. Jangan pernah putus asa dan dunia akan memberimu anugerah yang melampaui impianmu yang paling mustahil (50)
Aku beruntung: seseorang benar-benar menghadapkanku dengaan kekuatan pekerjaanku. Hal ini membuatku menyadari bahwa pada akhirnya menulis bukanlah tentang uang. Uang adalah peristiwa besar, kejadian hebat yang meskipun menyenangkan, tidak bertahan lama dalam hati. Menulis adalah tentang frase-frase yang mengesankan, penggambaran yang menyentuh. Menulis adalah tentang tersambung dengan pemahaman orang lain mengenai dunia (54)
Aku sudah cukup kesulitan menyampaikan kebenaran di dalam fiksi; aku tidak perlu secara sadar mengkhawatirkan pesan yang diterima oleh pembaca. Itu bukan pekerjaanku. Aku tidak perlu menyelamatkan dunia. Aku hanya perlu memastikan bahwa pembaca menikmati membaca apa yang telah kutulis (59)
Aku telah belajar bahwa cara paling pasti untuk mewujudkan impianku sendiri adalah dengan membantu orang lain mencapai impian mereka (59)
Ikuti hatimu. Kerahkan keberanian untuk mewujudkan impianmu. Tidak ada di antara kita yang benar-benar mengetahui berapa banyak waktu kita yang tersisa. Menulis adalah tugas kita. Itulah tanggungjawab kita di bumi ini. Jika kau gemar menulis, jangan tunda prosesnya. Menulsilah setiap hari, penuhi hidupmu dengan khayalan yang tak kenal takut akan kesulitan melakukannya, tapi disiplin yang kamu jalani akan membentuk dan mengisi hidupmu. (64)
Ada sesuatu yang menarik dalam memahat kata-kata – menambang permata dari alam bawah sadar yang kreatif- yang membuat waktu terasa terbang (71)
Yang bisa kita dilakukan sebagai penulis hanyalah mencoba, mengerahkan usaha, menabur benih, dan menuai panen apa pun yang diberikan dengan penuh suka cita dan syukur (75)
“menulis,” katanya, “seperti mengirimkan pesan bersandi ke ruang angkasa. Kamu tidak pernah tahu apakah di sana ada orang yang menerimanya.”(78)
Profesiku bukan penulis, aku hanya ingin memberi mereka sesuatu yang akan mengungkapkan cintaku kepada mereka. Tapi ketika aku mulai menulis, pengalaman itu terasa seperti sebuah peristiwa mistis. Cerita itu mulai menulis diri sendiri, memasuki pikiranku sendiri seperti aliran ilham yang deras (101)
Aku tidak paham hal itu, tapi aku telah belajar bahwa penulis menghasilkan sesuatu dari nol. Kami membuat impian menjadi kenyataan. Itulah sifat kami, misi kami. Kami dilahirkan untuk melakukannya. Aku takkan pernah melepaskan impianku lagi. Tidak pernah (117)

Bareng, 20.17,29.04.09

*) Aku dapat buku ini merupakan jawaban atas pencarianku buku tentang menulis. Saya sangat bahagia dan bersyukur. Terima Kasih...

Tidak ada komentar: