Jumat, 03 April 2009

Ban Kempes

Saat pulang sekolah, motor saya jalannya gak nyaman. ternyata kurang angin. Meski nggak nyaman tetap saya naiki untuk cari tukang ban. beberapa meter jalan tidak ada yang buka. Ada langganan, bengkelnya tutup. Maka jalan beberapa meter ke depan.

Akhirnya saya dapatkan bengkel. Lalu, tukang ban ngecek ternyata ban dalam lobang kecil-kecil di beberapa tempat. Tidak mungkin di tambal. Maka harus ganti ban dalam. Digantilah dengan ban dalam baru.

Setelah beberapa saat akhirnya selesailah proses ganti ban dalam. Saya pulang ke rumah. Istirahat dan melakukan beberapa aktivitas.

Lalu, petang menjelang malam saya pergi ke rumah teman jam 20.15. Teman saya sakit, tempat tinggalnya ada di daerah Dieng. Saya menjenguk dan ngobrol sampai jam 22.00.

Saya pamit pulang. Pas, mengangkat motor, saya lihat ada yang tidak beres, tanpa sepengetahuan teman saya, ban saya anginnya berkurang. Tidak ada pilihan lain saya harus pulang meski ban anginnya berkurang.

Sampai di perempatan Dieng masing ada angin. Jalan lagi sampai di perempatan kawi. Kempes-pes. Biasanya di perempatan yang tukang ban, malam itu tidak ada. Memang karena sudah malam.
Dari pada pulang besok pagi malah kesulitan cari tukang ban. Meski didekat rumah ada, namun saya tetap cari malam itu juga. Saya kendarai saja motor dalam keadaan ban kempes-pes. Setelah berjalan beberapa meter akhirnya saya dapatkan dan temukan juga.

Sambil mengecek ban saya dengan tukang ban ngobrol ke sana kemari. Jujur, selama saya mengendarai motor dalam keadaan kempes, ada pertanyaan kecil "ada pesan apa dari peristiwa ini."

Dalam obrolan yang kesana kemari. saya dapat "sesuatu yang bernilai." Kalimat yang meluncur secara spontar dari pak tua tukang tambal ban saya melekat dalam benak saya "nrimo ing rejeki klayan sabar.. gak usah gampang kemrungsung marang liyan..."

Yang pertama saya jengkel. Saya malah berterima kasih atas peristiwa ini ..karena saya dapat pesan hikamt yang dahsyat... GBU

2 komentar:

Sidik Nugroho mengatakan...

petuah yang bersahaja nian, Pak Pemulung... :-)

Sidik Nugroho mengatakan...

petuah yang bersahaja nian, Pak Pemulung... :-)