Rabu, 22 April 2009

Saat Menulis

Alirkan Jati Dirimu
Natalie Goldberg, Mizan, 2005

1.Buku ini tentang menulis juga, tentang menulis sebagai latihan, sebagai sebuah cara untuk membantu Anda menyelami kehidupan dan menjadi seimbang (h.25)
2.Percayalah pada apa cinta dan ia akan membawamu kemana kamu ingin pergi. (h.25)
3.Saya menemukan bahwa ketika saya menuliskan sesuatu yang emosional, saya harus menuliskannya pertama kali secara langsung dengan tangan di atas kertas. Tulisan tangan lebih terhubung dengan gerakan hati(31)
4.Ini adalah mahzab latihan menulis. Seperti berlari, semakin sering Anda melakukannya, akan semakin baik hasilnya. Sesekali Anda tidak ingin berlari dan Anda enggan melangkahkan kaki untuk menempuh jarak tiga mil itu, toh Anda tetap melakukannya. Anda tetap berlatih, suka atau tidak suka. Anda tidak duduk menanti ilham dan hasrat mendalam untuk berlari (37)
5.Jika setiap kali akan duduk menulis Anda mengharapkan sesuatu yang hebat, menulis akan selalu menjadi kekecewaan besar. Plus, harapan itu akan membuat Anda menjauhi menulis (38)
6.Dalam menulis, ketika Anda benar-benar larut, tidak ada si penulis, tidak ada kerta, tidak ada pulpen, tidak ada pikiran. Hanya menulis yang menulis-yang lainnya lenyap (39)
7.Roshi Katagiri: kehendak kecilmu tidak bisa melakukan apa-apa. Diperlukan Tekad Besar. Tekad besar bukan berarti hanya kamu yang melakukan usaha. Artinya seluruh alam semesta ada di belakangmu dan bersamamu-burung-burung, pepohonan, langit, bulan dan sepuluh penjuru.” Tiba-tiba, setelah lama terpendam, Anda selaras dengan bintang-bintang atau masa atau lampu hias ruang makan di atas kepala Anda, dan tubuh Anda merekah terbuka dan berbicara (44)
8.Kita perlu mempunyai cara pemanasan sebelum mulai menulis; jika tidak, mencuci piring lantas menjadi hal terpenting di dunia-apa saja yang mengalihkan Anda dari menulis. Namun pada akhirnya, kita hanya mesti tutup mulut, duduk dan menulis (55)
9.Ada ungkapan Zen yang mengatakan: “Bicaralah ketika Anda bicara, berjalanlah ketika Anda berjalan, matilah ketika Anda mati.” Menulislah ketika Anda menulis. Berhentilah memerangi diri sendiri dengan rasa bersalah, tuduhan dan ancaman-ancaman (56)
10.Jadi inilah salah satu cara untuk melahirkan tulisan. Saya tidak punya rencana sebelum masuk ke dalam kelas itu. Saya mencoba untuk hadir, tanpa takut, terbuka dan situasilah yang memberi saya pokok pembicaraan. Saya tahu ini berlaku ke mana pun saya pergi. Caranya adalah dengan membuka hati (62)
11.Bagaimana cara memunculkan ide-ide tulisan, hal yang akan dituliskan ? Apa pun yang ada dihadapan Anda adalah awal yang baik. Kemudian bergeraklah ke semua jalan. Anda bisa pergi kemana saja (63)
12.Miliki apa pun yang Anda inginkan di dalam tulisan Anda dan kemudian biarkan dia pergi (64)
13.Jangan khawatir soal bakat atau kemampuan Anda: itu akan tumbuh seiring dengan latihan. Roshi Katagiri berkata: “Bakat itu seperti sumber air di bawah tanah.” Tak seorang pun yang memilikinya, tapi Anda boleh mengambilnya. Anda bisa mengambilnya dengan usaha Andaa dan dia akan mengalir ke arah Anda (65)
14.Orang justru sering mulai meulis dari mentalitas yang miskin. Mereka merasa kosong dan mereka kejar guru-guru serta kelas-kelas untuk belajar tentang menulis. Kita belajar dengan cara melakukannya (65)
15.Tulislah puisi yang bagus, kemudian biarkan puisi itu pergi. Terbitkan puisi itu, bacakan, dan teruslah menulis (69)
16.Rekamlah isi pikiran Anda sebagaimana yang mengalir melalui diri Anda. Latihan menulis akan melunakkan hati dan pikiran, membantu kita agar tetap luwes, sehingga pembedaan ketat antara apel dan susu, hari mau dan seledri, lenyap. (73)
17.Orang-orang mengatakan bahwa dia harus menjadi penulis, tapi setiap kali duduk untuk menulis, dia tidak bisa menghubungkan kata-kata di atas kertas dengan peristiwa atau perasaanya (75)
18.Dan karena inilah, saya pikir menulis itu religius. Ia membukakan diri Anda dan melunakkan hati Anda terhadap dunia yang tidak menarik (76)
19.Mulailah menulis dengan cara yang bodoh dan canggung seperti seekor binatang yang menjerit kesakitan, dan disana akan Anda temukan kecerdasan Anda, kata-kata Anda, suara Anda (76)
20.Biarkan dirimu menulis untuk beberapa lama. Pelajari apa menulis itu. “Menulis adalah keseluruhan kehidupan dan latihan yang banyak. Saya mengerti ketergesaannya. Kita ingin melakukan sesuatu berguna, mengarah ke suatu tujuan, mencapai sesuatu-”Aku sedang menulis buku.” (77)

1 komentar:

Sidik Nugroho mengatakan...

sip, pak. semoga ini menjadi bekal berharga -- hingga hari tua. semangat menulis, mr. sosiolog! :-)